GARA-GARA MAS SAMUEL INDRATMA!
Mural Kota Surabaya 2006
2005 mas Samuel Indratma menyebarkan virus merebut ruang publik kota dengan mural di Surabaya. Kemudian perlahan-lahan beberapa komunitas seni di Surabaya melakukan hal serupa yang dilakukan kawan-kawan di Jogja. Hingga kemudian pula mural masuk Surabaya. Itu sederhananya. Mural yang dibuat di Surabaya lebih menekankan pada pemanfaatan mural sebagai elemen kebersihan dan keindahan kota. Hal ini karena bangunan tembok rumah hunian yang terletak di ruas jalan strategis tidak memungkinkan di lukis seperti halnya bangunan tembok rumah di Jogja maupun Bandung dan Jakarta. Sehingga lokasi mural pun sangat minim dilakukan di ruas-ruas jalan strategis.
Fakultas Seni dan Desain (FSD) UK Petra sebagai pencetus ide telah mengoordinir dan memulai gerakan ini di wilayah Siwalankerto dan sekitarnya sebagai pilot project. Gerakan ini dinamakan “AYO REK! Muralisasi Kota Surabaya 2006”. Program ini didukung secara birokratif oleh Pemerintah Kota Surabaya dan Kelurahan Siwalankerto yang tertarik ingin mewujudkan kota tidak hanya bersih dan hijau, tetapi juga indah. Indah ini merujuk pada kata “nyeni”. Bersih saja tidak cukup, tetapi juga mesti artistik, agar kota nampak humanis tidak lagi kaku oleh angkuhnya mall maupun kemacetan kendaraan bermotor serta kebisingan visual setiap melihat media yang membawa pesan komersial. Ke depan, mural akan menjadi ‘penanda budaya’ dari tiap-tiap wilayah di Surabaya. Kekhasan tema/pesan dari tiap-tiap mural akan terlihat di setiap wilayah, hal ini akan menjadi sesuatu yang positif bagi warga masyarakat Surabaya.
Gerakan ini diharapkan akan berkelanjutan dan murni swadaya serta swakarsa masyarakat Surabaya. FSD hanyalah pihak katalisator untuk menggairahkan kegiatan mural di Surabaya. Tembok yang tak terawat dan tampak kumuh oleh tempelan media advertorial sudah saatnya dirawat dengan cara yang berbeda nan artistik.
Aktivitas mural di wilayah Siwalankerto dan sekitarnya ini telah dimulai pada tanggal 13 Nopember 2006 hingga awal Desember 2006. Peserta yang ikut dalam gerakan mural tahap ini adalah mahasiswa UK Petra jurusan desain komunikasi visual (DKV), desain interior, PPKAI, arsitektur, seluruh staf dosen DKV, Tiadaruang Art Community (TAC), Monica Never Comes (MNC) dan beberapa individu pencinta ruang publik. Gerakan mural ini juga diharapkan memberi semacam pemberdayaan kepada masyarakat Surabaya dalam berapresiasi serta ikut serta dalam gerakan ini.
Beberapa titik yang dimural, antara lain:
- Tembok DLLAJR Propinsi Jawa Timur (Jl. A. Yani)
- Tembok milik PT Ometraco (jalan masuk Jl. Siwalankerto)
- Tembok gudang Suzuki (Jl. Siwalankerto)
- Tembok di Jl. Siwalankerto Raya
- Tembok di Jl. Siwalankerto Tengah
- Tembok dinding milik UK Petra
- Tembok Jemur Andayani (depan POM Bensin Jemursari)
- Tembok di Jl. Kutisari
- Tembok kelurahan Siwalankerto
Tahun 2007 sudah menunggu tembok di ruang publik yang menanti untuk direspon. Bukan salah mas Samuel jika mural dilakukan di Surabaya, karena ruang publik mesti kita rebut dari anasir advertisement yang penempatannya tidak artistik. Semoga mural di Surabaya tidak justru menjadi 'dosa visual' atau 'sampah visual' (seperti yang sering dikatakan oleh kawan-kawan di Jogja). Buat mas Samuel dan Jogja Mural Forum-nya...kami sedang belajar dari Anda, mas!***
Labels: Art and Design, Art Design