HUNTING (3)
Wallpaper di atas masih terpasang di pintu masuk Jl. Perwakilan yang dikerjakan oleh seniman yang sama. Bermakna absurd, namun mampu memberi pencerahan bahwa lokasi yang dimural sebenarnya adalah lokasi yang kumuh yang kehilangan daya estetiknya. Coba lihat halaman di depan wallpaper tersebut, penuh gundukan tanah yang tak terawat, padahal berada di dalam area padat pengunjung ke arah maupun meninggalkan Malioboro. Pemilihan lokasi ini tepat karena seharusnya dan memang 'semangat' mural adalah mengembalikan public area kepada masyarakat sehingga terjadi relasi sosial yang tak kehilangan imajinasi terhadap ruang.
Labels: Visual Culture
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home